Kamis, 17 Juli 2014

Aku dan Mimpiku (cerita)


Aku dan Mimpiku

Jauh aku melangkah dari awalnya sebuah celaan orang yang di kagumi, Aku pun telah berfikir siapakah diriku ini dan kemana harus ku pergi.?
Mengingat kata sang proklamator bahwa :
Merdeka hanyalah sebuah jembatan, Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis.
Ketipan itu sangat filosofis saat kita memangdang hari esok untuk bermimpi, Mengakui kelemahanku bahwa vinansial adalah kekuranganku, bangkit untuk  berusaha menjadi merah dalam batinku, mengepalkan tangan haruslahku bangkit untuk melawan kemalalasan dan celaan orang-orang yang bernafsu memandang remeh sesama.
Lepas landas jangkar mimpiku untuk memikul beratnya kehidupan adalah awalnya ku bernazar bahwa suatu saat nanti seandanya ku bisa menggenggam beratnya cobaan, merangkul banyaknya godaan dan memikul banyak celaan. Maka indah rasanya ketika ku bisa melewati semua itu.
Tuhan telah membisikan janji-Nya untukku : Hai umatku, Allah dapat memberikan limpahan berkat ditengah ancaman badai kemalangan. Janji Tuhan indah pada waktunya saat kita berusahan dan meminta kepada-Nya lewat Do’a. hari demi hari telah ku lewati akirnya dapat mendefenisikan harta terbesar adalah ilmu dan pengetahuan yang berpusa dari Sang Penguasa khalik langit dan Bumi.
Peluang sama halnya air tenang berarus deras, yakin usaha pasti akan sampai adalah konseptualisasi orang yang berusaha dan selalu menjadi handal utama ketika detik-detik melewati titik kegagalan. Hari ini ku alami indahnya mimpi kan ku raih bersama ilmu dan pengetahuan khas dalam usaha dan Doa.

(Nofrian Maariwuth)
17-07-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar