Nofrian Maariwuth
b 401 12 121
Esay : Sosial dan Budaya
Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Tadulako
SOSIAL
DAN BUDAYA
a.
Kata Pengantar
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) adalah Negara Demokrasi terbesar nomor urut ke tiga setelah USA dan
India, berbagai paradigma kehidupan, dinamika
kehidupan dan berbagai persoalan yang terjadi
Negara bumi Pertiwi ini. adalah reformasi dalam konteks Demokrasi transaksional
Musyawara Mufakat ke Demokrasi Liberal saat ini merupakan pengaruh dalam
mengembangkan sebuah keunikan serta potensi yang terkandung dalam budaya itu
sendiri.
Dalam perkembagangan dan kemajuan
suatu budaya atau kebiasaan lokal menjadi mekanisme dalam kemajuan suatu Negara
di Republik ini, baik interaksi masyarakat dengan Masyarakat, masyarakat dengan
birokrasi bahkan berbicara leluasnya adalah Negara antar negara.
masalah sosial
muncul akibat terjadi dua perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh
masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya.
b.
Pembahasan
Setiap
anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah interaksi
sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah
pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat
proses perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah mengakibatkan kadar
keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak jumlahnya,
struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang
lainnya.
Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia. atau tepatnya 1.340 suku
bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41%
dari total populasi. Orang Jawa kebanyakan berkumpul di pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai
pulau di Nusantara, bahkan
bermigrasi ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, suku Melayu, dan suku
Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini. Banyak suku-suku terpencil, terutama
di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil
yang hanya beranggotakan ratusan orang. Sebagian besar bahasa daerah masuk
dalam golongan rumpun bahasa
Austronesia, meskipun demikian sejumlah besar suku di
Papua tergolong dalam rumpun bahasa Papua atau Melanesia[1].
Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat
perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling mempengaruhi, sebagai
contoh sebagian pihak berpendapat orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan
dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa
mereka hanyalah subetnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula suku Baduy dan suku Banten yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa adalah Ssuku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil
percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era colonial.
Pendidikan di Indonesia tidak terlepas
dari pengaruh sosial budaya, ekonomi, politik dan geografi. Alasannya
sebenarnya sederhana, karena setiap kebijakan dan fenomena yang terjadi akan
berpengaruh terhadap kehidupan kita, salah satunya pendidikan. Kita bisa
melihat bagaimana krisis ekonomi pada tahun 1998 berimbas kepada sektor
kehidupan kita, baik dari sisi kehidupan maupun kualitas kehidupan kita.
Dari sisi politik, politik dan partai
politik sangat berperan dalam segala sektor publik. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Karim Suryadi [2](2010)
dalam orasi ilmiahnya “inovasi nilai dan fungsi komunikasi partai politik bagi
penguatan civil literacy”. Beliau menegaskan bahwa betapa pun masih
banyak masalah melilit kehidupan partai, namun sulit menggantikan partai dalam
sistem politik modern. Kita bisa melihat keputusan apapun akan berorientasi
kepada politik, termasuk dalam bidang pendidikan. Kebijakan kurikulum baru yang
terus berganti dan bertranformasi ke dalam bentuk dan nama baru terus
bermunculan.
Yang terbaru adalah kurikulum 2013.
Masalah yang muncul dalam implementasinya adalah tatkala sebahagian guru belum
sempat memahami dengan benar kurikulum lama, kurikulum baru sudah diperkenalkan
(jarjani Usman, Serambi Indonesia 18/12/12)[3].
Sehingga kita sering mendengar pameo yang menyebutkan “ganti menteri, ganti kurikulum”.
Proses “kejar-mengejar” target sering terjadi dalam sistem pendidikan kita yang
dipengaruhi oleh sistem perpolitikan di Indonesia. Dari segi ekonomi, meskipun
sudah diatur dalam undang-undang tentang kesamaan hak bagi setiap warga negara,
namun tidak setiap warga negara dapat memperoleh derajat pendidikan yang sama
pada dewasa ini. Hanya orang-orang yang “berada” yang dapat mengenyam
pendidikan yang layak dan sesuai yang peserta didik kehendaki. Akibatnya
timbullah kesenjangan antara satu kalangan dengan kalangan yang lain.
Hal ini juga terpengaruh dari tatanan
sosial budaya yang ada di negara kita. Orang yang kaya dengan miskin, golongan
buruh dengan pejabat, dan lain sebagainya akan memperoleh taraf pendidikan yang
berbeda. Hal ini juga merupakan permasalahan klasik pada bidang pendidikan kita
hari ini. Selanjutnya, setiap insan akan memperoleh pendidikan yang berbeda
baik dari segi kualitas maupun kuantitas pendidikan. Orang yang berda di daerah
terpencil tentu akan memiliki tingkat intelektualitas berbeda dengan mereka
yang berada di perkotaan. Juga dari segi letak daerahnya, pesisir atau
pegunungan, hingga pada level tatanan lingkungan di sekitar peserta didik itu
berada. Apakah mendukung untuk belajar atau malah sebaliknya. Sehingga harus diupayakan
pendidikan yang tidak diskriminatif dan tidak monolitik (Arifin, 2012)[4].
Menurut Soerjono
Soekanto[5] masalah sosial adalah
suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor
ekonomi : kemiskinan dan pengangguran.
2. Faktor
Budaya : Perceraian dan kenakalan Remaja
3. Faktor
Biologis : penyakit menulat dan keracunan makanan.
4.
Faktor
Psikologis : Penyakit syaraf dan aliran
sesar
Akhir akhir ini di Indonesia sering
terjadi berbagai masalah,terutama masalah sosial budaya yang disebabkan oleh
berbagai macam factor. Masalah sosial budaya yang saya jadikan topic adalah
masalah sosial budaya yang disebabkan oleh munculnya berbagai aliran agama yang
menyimpang dari ajaran agama yang sebenarnya.
Di Indonesia kita mengenal ada 5 ajaran agama dan diatur didalam undang undang. Tapi belakangan ini muncul aliran agama yang menyimpang dari ajaran yang sebenarnya dan mengatasnamakan sabagai utusan TUHAN. Misalnya aliran Ahmadiyah di bogor, aliran Mahdi di sulawesi tengah. Selain itu aliran sesat berkedok agama juga dialami umat kristiani. Hali itu terlihat dari beredarnya video kekerasan yang dilakukan pemimpin ibadah di Manado,Sulawesi utara beberapa waktu lalu,tepatnya pada bulan September. Dalam video tersebut terlihat jelas bahwa pemimpin ibadah tersebut memukuli umatnya yang sedang mengikuti ibadah. Untuk mencegah terjadinya penyebaran berbagai masalah sosianl budaya yang disebabkan oleh munculnya berbagai aliran sesat, maka kita hendaknya menjaga hubungan baik dengan para penduduk Indonesia dan saling menghormati antar pemeluk agama yang lainnya serta tidak terpengaruh pada aliran sesat yang beredar.
Di Indonesia kita mengenal ada 5 ajaran agama dan diatur didalam undang undang. Tapi belakangan ini muncul aliran agama yang menyimpang dari ajaran yang sebenarnya dan mengatasnamakan sabagai utusan TUHAN. Misalnya aliran Ahmadiyah di bogor, aliran Mahdi di sulawesi tengah. Selain itu aliran sesat berkedok agama juga dialami umat kristiani. Hali itu terlihat dari beredarnya video kekerasan yang dilakukan pemimpin ibadah di Manado,Sulawesi utara beberapa waktu lalu,tepatnya pada bulan September. Dalam video tersebut terlihat jelas bahwa pemimpin ibadah tersebut memukuli umatnya yang sedang mengikuti ibadah. Untuk mencegah terjadinya penyebaran berbagai masalah sosianl budaya yang disebabkan oleh munculnya berbagai aliran sesat, maka kita hendaknya menjaga hubungan baik dengan para penduduk Indonesia dan saling menghormati antar pemeluk agama yang lainnya serta tidak terpengaruh pada aliran sesat yang beredar.
Merupakan sebuah dambaan dalam
masyarakat apabila tercipta keseimbangan atau harmoni. Dengan
keseimbangan dalam masyarakat, maka dapat tergambarkan suatu keadaan dimana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat benar-benar berfungsi
dan saling mengisi. Sehingga, setiap individu secara psikologis merasakan
akan adanya suatu ketentraman dikarenakan tidak adanya suatu konflik atau
pertentangan dalam nilai-nilai dan norma-norma.
Apabila terjadi suatu gangguan terhadap
keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat dapat menolaknya atau merubah
susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud untuk menerima suatu
unsur yang baru. Akan tetapi, terkadang unsur baru tersebut dipaksakan
masuknya oleh suatu kekuatan. Masyarakat dapat senantiasa membuka diri
terhadap unsur baru yang pengaruhnya tetap ada, namun tidak menimbulkan
kegoncangan, dan sifatnya dangkal serta hanya terbatas pada bentuk
luarnya. Selain itu, norma dan nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya
dan dapat berfungsi secara wajar.
Adakalanya unsur baru dan lama
bertentangan, dan secara bersamaan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai
yang kemudian berpengaruh pula pada warga-warga masyarakat. Hal itu
berarti suatu gangguan yang kontinue terhadap keseimbangan masyarakat.
Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan di antara
para warga masyarakat, tidak tersalurkan ke arah suatu pemecahan atau
penyelesaian. Apabila ketidak-seimbangan tersebut terdapat dipulihkan kembali,
setelah terjadi suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan
suatu penyesuaian (adjustment), bila sebaliknya yang terjadi, maka
keadaan tersebut dinamakan ketidak penyesuaian sosial
(maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie.
Suatu perbedaan dapat terjadi antara
penyesuaian dari lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyesuaian orang
perorangan dalam masyarakat tersebut. Yang pertama menunjuk pada suatu
keadaan, dimana masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga kemasyarakatan dengan
keadaan yang mengalami perubahan sosial budaya, sedangkan yang kedua menunjuk
pada usaha orang perorangan untuk menyesuaikan diri dengan lembaga
kemasyarakatan yeng telah diubah atau diganti, agar terhindar dari
disorganisasi psikologis. (Soerjono Soekanto, 1982: 333)[6]
Permasalahan
sosial budaya di Indonesia sekarang ini banyak hubungannya dengan teknologi
komunikasi. Teknologi yang kian canggih sangat membantu manusia dalam memenuhi
kepuasannya. Namun jika salah dalam penggunaannya, teknologi bisa jadi ancaman
bagi manusia (dalam hal ini masalah bersosialisasi).
Teknologi yang
paling berpengaruh dalam hal bersosialisasi adalah Handphone dan Internet.
Teknologi tersebut memungkinkan kita untuk bersosialisasi dengan individu
lainnya dari jarak jauh. Terutama yang sedang marak sekarang ini adalah
layanan jejaring sosial (social network).Facebook, twitter, Blackberry
Mesenger adalah sebagian
dari layanan social network yang menjadi trend di Indonesia.
Memang
dengan adanya layanan tersebut terkadang bersosialisasi menjadi mudah, membuat
yang jauh menjadi dekat tetapi juga terkadang membuat yang dekat menjadi jauh.
Waktu pun tersita banyak dengan beraktifitas menggunakan social networ
tersebut, akhirnya interaksi dengan lingkungan sekitar berkurang dan lama kelamaan
menjadi asosial dengan lingkungan dekatnya sendiri. Permasalahan sosial seperti
ini kadang dispelekan oleh masyarakat Indonesia, sebenarnya berpengaruh besar
bagi nilai budaya Indonesia.
Permasalah
sosial lainnya adalah sikap dan respon masyarakat Indonesia di situs jejaring
sosial. Karena dalam jejaring sosial kita berkomunikasi secara tidak langsung,
jadi sulit menerka maksud dan tujuan dari tulisan seseorang dalam jejaring
sosial. Sering terjadi kesalahpahaman yang nantinya akan bercabang dengan masalah
yang lain. Celah itu pun banyak dilakukan untuk modus kejahatan seperti
penipuan dll. Itu lah beberapa masalah sosial yang terjadi di Indonesia karena
teknologi komunikasi yang salah dalam penggunaannya.
c.
Kesimpulan
Pada perkembangan sosial budaya
masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan
sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa
setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor),
seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung
maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada
gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang
harus menata kembali kehidupan mereka .
Masyarakat manusia di
manapun tempatnya pasti mendambakan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan yang
optimal. Kondisi masyarakat secara obyektif merupakan hasiltali temali antara
lingkungan alam, lingkungan sosial serta karakteristik individu.. Perjalanan
panjang dalam rentangan periode kesejarahan telah mengajak masyarakat manusia
menelusuri hakikatkehidupan dan tata cara kehidupan yang berkembang pesat
hidup. Ruang gerak perubahan itupun juga berlapis-lapis, dimulai dari kelompok
terkecil seperti keluarga sampai pada kejadian yang paling lengkap mencakup
tarikan kekuatan kelembagaan dalam masyarakat.
Perubahan sosial adalah
suatu proses yang luas,lengkap yang mencakup suatu tatanan kehidupan manusia.
Perubahan sosial akan mempengaruhi segala aktivitas maupun orientasi pendidikan
yang berlangsung. Sebagai bagian dari pranata sosial, tentunya pendidikan akan
ikut terjaring dalam hukum-hukum perubahan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat. Sebaliknya, pendidikansebagai wadah pengembangan kualitas manusia
dan segala pengetahuan tentunya menjadiagen penting yang ikut menentukan
perubahan sosial masyarakat ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar