Rabu, 29 Oktober 2014


Mengedintifikasi konflik din Kelurahan Nunu

M.K Metode Pengambilan Keputusan Pemecahan Masalah










Disusun oleh :
1. Nofrian Maariwuth      ( B 401 12 121)
          2. Stefano Adilang            ( B 401 12 007)
          3. Jumriana                        ( b 401 12 015)
          4. Lia Andani                      (B 401 12 031)
         

 

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2014


Prakata

Dengan Memanjatkan Rasa Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas Ridho, Tuntunan-Nya serta penyertaaNya kelompok kami telah menyelesaikan Makalah mengedintifikasi Konflik di Kelurahan Nunu dan Tawanjuka ini dengan baik dengan. kurun waktu 1 hari yang berlanskan teori, analisi dan fakta di lapangan yang di bantu oleh media cetak, media elektronik dan media masa dalam penyelesain makalah kami ini  dalam melihat dinamika paska pilpres. Kiranya dalam pemaparan makalah ini mendaptkan hasil dan kesimpulan yang subtansif dari hasil pembelajan kamu kelompok satu untuk kebaikan kita semua. Ketika ada salah dalam penulisan kata-kata dalam makalah ini, kami sangat memohon maaf dan demi perbaikan kami meminta masukan dan saran kepada pihak yang terkait dalam diskusi ini.

Ttd

Tim Kelompok
















DAFTAR ISI . . . . . . .
1.      BAB 1 PENDAHULUAN . . . . . . . .            . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .         1
a.       Latar belakang masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .           2
b.      Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .           2
c.       Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . .         2

2.         BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .        3
a.       Sejarah Mulanya Konflik Nunu dan Tawanjuka. . . . . . . . . .. . . . .          3
b.      Perkembangan Konflik Nunu dan Tawanjuka . . . . . . . . . . . . . . .            4
c.       Perspektif dan tanggapan Warga Nunu tekait konflik yang terjadi anatara Nunu dan Tawanjuka . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . .                        5
                                                                                    
3.      BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .             9
a.       Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .              9
b.      Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .               9
c.       Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .             10
4.      Sumber Lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .             11




BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Kata Pengantar
Dengan di terbitka Makalah mengedintifikasi Konflik di Kelurahan Nunu dan Tawanjuka yang di susun oleh Kelompok kami : Nofrian Maariwuth, Stefano Adilang, Lia Andani, Jumriana.kami kelompok satu sangat berharap bahwa hasil diskusi makalah kami bisa bermanfaat bagi kita semua dan bisa melengkapi diskusi kita pada kelompok-kelompok lain.
            Makalah kami ini di lengkpai dengan beberapa teori yang kami ambi, hasil analaisis diskusi kami dan informasi di media masa, elktronik dan cetak. Dengan perpaduan dan kombinasi hasil diskusi kami kelompok satu, kiranya mendapat memaparan yang baik dan mendapat kesimpulan yang berguna bagi kita semua.
            Akirnya, kami kelompok satu mengucapkan selamat membaca dan kami sangat menerima masukan, saran dan masukan bagi kita sekalian terkait hasil makalah kami ini.

Ttd.

Kelompok 1













B.     Latar Belakang Masalah
Demokrasi di Indonesia sudah berlangsung 14 tahun sejak tahun 2000an. Hingga tahun 2014 ini, demokrasi di Indonesia telah melewati berbagai proses yang penuh dengan dinamika kehidupan demokrasi. Dalam periode 14 tahun ke belakang telah banyak perubahan yang dialami Indonesia dalam menjalankan proses demokratisasi ini, diantaranya adalah Amandemen UUD 1945, kebebasan pers, kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, dan lain-lain. Selain itu sekarang ini juga terdapat banyak partai politik sebagai wadah untuk menyalurkan informasi dari pemerintah menuju masyarakat begitu pula sebaliknya, dari masyarakat menuju pemerintah.
Adalah sebuah culture dalam dimensi kehidupan dalam bermasyarakat tentang dinamika social untuk mencapai suatu orientasi dalam lingkungan masalah social, salah satu persoalan yang saat ini di bumi Pertiwi masalah Konflik antar sosial bermasyarakat terkait kehidupan lingkup Desa.
Namun, sekarang ini banyak masyarakat yang enggan memilih atau lebih tepatnya adalah diam dalam persoalan dinamika dalam desa. Salah satu faktornya adalah sekarang ini terlalu banyak masyarakat hanya melihat satu objek kejadian yang justru membuat masyarakat bingung karena hanya menyatakan bahwa hubungan sosial itu tidak problema, tidak merealisasikan visi misi yang diutarakan terhadap masyarakat. Masyarakat sekarang lebih banyak mencari untuk kepentingan pribadi Masyarakat  itu sendiri.

C.     Tujuan
Tujuan makalah ini adalah bagaimana Mahasiswa itu bisa mengetahaui persoalan, dinamika dan solusi dalam perkembangan serta mengedentifikasi konflik di Nunu.

D.    Rumusan Masalah
Membahas masalah di konflik di Nunu.





BAB II
PEMBAHASAN

a.      Sejarah Mulanya Konflik Nunu dan Tawanjuka
Sudah hampir 22 bulan konflik horizontal antara dua kelurahan di kota Palu ini terjadi,kelurahan Nunu dan Tawanjuka adalah dua kelurahan yang bertetangga, hanya di batasi sungai Palu,terletak di kecamatan Palu barat,kalau diurut sililah warga di dua kelurahan itu masih bersaudara, tetapi anehnya bisa terjadi konflik yang menimbulkan kerugian material bahkan nyawa di kedua belah pihak.  Berbagai upaya yang bersifat persuasif dari pemerintah kota untuk mendamaikan konflik telah dilaksanakan, mulai pertemuan di forum, khitanan massal, pertandingan olah raga, bahkan pertemuan di Malino (daerah sulawesi selatan), sudah dilaksanakan,tapi selalu berujung dengan kebuntuan.
Menurut informasi yang saya kumpulkan, konflik berlarut-larut ini telah terjadi bertahun-tahun,bahkan saya pernah bertanya kepada beberapa warga Nunu di rumah warga Nunu, beberapa Orang itu mengatakan konflik tersebut terjadi sejak beliau masih zaman baru berkembang Kota Palu Yatu Tahun 1992 atau 22 tahun lalu. 
Konflik tersebut bukan dipicu karena masalah ekonomi maupun budaya,karena selain bersaudara kedua kelurahan tersebut masih sama-sama beretnis Kaili dialek ‘ledo’, sekedar informasi penduduk asli di Sulawesi Tengah, khusus nya kota Palu, kabupaten Donggala, kabupaten Parimo,dan sepanjang pesisir kabupaten Poso, beretnis Kaili,tetapi terbagi ke dalam beberapa sub suku,seperti Ledo,Tara,Unde,Rai,Dui,Da’a bere’e. Yang arti kesemuanya berarti ‘TIDAK’,  tidak ada perbedaan mencolok dari budaya, bahkan bahasa juga yang berbeda sedikit saja, nyatanya teman saya yang beretnis Kaili Rai bisa berkomunikasi dengan orang dari etnis Tara. Uniknya dari tempat satu dengan tempat lainnya yang hanya bejarak 2 kilometeran terkadang beda sub etnis, seperti kelurahan Talise dan Mamboro misalnya.
Kelompok Kami berfikir mungkin pengkotakan dengan adanya sub-etnis tersebut hanya akal-akalan pemerintah kolonial Belanda,warisan zaman dulu, supaya rakyat di Palu tidak besatu, seperti yang pernah kita pelajari di sekolah, politik Belanda dalam melumpuhkan perjuangan rakyat pribumi adalah politik devide et impera.
konflik Nunu vs Tavanjuka, pemicunya itu hanya dari hal-hal sepele seperti kebut-kebutan di jalan, tersinggung salah satu pihak dan terjadilah konflik.
Dampaknya pun sangatlah terasa,perputaran ekonomi terasa agak lumpuh,apalagi kelurahan Nunu sabagai pusat pertanian sayur mayur,industri makanan kecil seperti tahu,kerupuk dll.

b.      Perkembangan Konflik Nunu dan Tawanjuka
5 April 2012, sekitar pukul 15.30 Waktu Indonesia Tengah bentrokan kembali terjadi. Ratusan warga dari dua kelurahan baku serang dengan pelbagai macam senjata. Panah, parang, tombak, senjata api rakitan dan senapan angin ditenteng oleh kedua belah pihak. Moncongnya masih terus panas. Sebanyak 11 rumah warga di Kelurahan Boyaoge dan Kelurahan Nunu, Kecamatan Palu Barat dirusak dan dibakar. Amuk masih menyala. Ratusan aparat gabungan dari pelbagai kesatuan, termasuk satuan tempur Brigade Mobil terjun ke lokasi membubarkan warga, menghentikan bentrokan. Satuan tempur TNI Angkatan Darat dari Batalyon Infanteri 711 Raksatama Palu juga terlibat. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Dewa Parsana, Kepala Kepolisian Resor Palu AKBP Ahmad Ramadhan, Komandan Kodim 1306 Donggala Letnal Kolonel (CZI) Rudi Wahjudiono terjun langsung di lapangan memegang komando. Namun bentrokan terus menyala juga.
Kamis (5/4/2012) sekira pukul 10.30 Waktu Indonesia Tengah tadi juga, jenazah Ruflan, warga Tavanjuka, yang menjadi korban bentrokan pada Rabu (4/4/2012) sehari sebelumnya telah dimakamkan. Pada Rabu itu, sebanyak enam rumah dan dua unit sepeda motor dibakar.
Tindakan represif dari aparat sudah dilakukan. Salakan tembakan peringatan, lontaran gas air mata sudah dilepaskan. Tapi warga masih penuh amarah.
Dari catatan yang ada diketahui konflik antarwarga ini sudah berlangsung sejak 1968. Namun tidak diketahui pasti apa pemicunya. Pada tahun-tahun 1990-an bentrokan juga memakan korban jiwa.  Pada Minggu (16/12/2007) tercatat lima rumah dan enam sepeda motor dibakar. Puluhan warga luka-luka, mulai dari luka ringan hingga luka berat. Mereka terkena panah, senjata api rakitan dan senapan angin.
Tiga tahun setelahnya, pada Jumat (23/12/2011) dinihari bentrokan antarwarga dua kelurahan itu kembali terjadi. Sebanyak enam warga dan seorang Polisi terluka. Ada pula warga yang kritis. Lalu pada Sabtu (7/1/2012) bentrokan kembali pecah. Satu warga tewas dan belasan lainnya terluka. Dua rumah warga dan dua unit sepeda motor juga terbakar. Amarah masih terus menyala setelah itu.
sabtu (14/1/2012) ratusan senjata yang dipakai oleh kedua kelompok warga diserahkan kepada aparat keamanan. Bentrokan sudah usai? Belum ternyata. Amarah masih terus menyala.  Upaya-upaya perdamaian terus dilakukan. Difasilitasi Pemerintah Kota Palu dan sejumlah lembaga nonpemerintah juga kalangan kampus Universitas Tadulako, tapi ternyata amarah masih menyala. Wakil Walikota Palu H Rusdi Mastura patah arang. Ia marah. Warga sama sekali tidak menghargainya, sementara biasanya warga dari dua kelurahan ini kerap bertemu dirinya mengadukan banyak masalah mereka, termasuk bagaimana menyelesaikan konflik di antara mereka. Namun, justru mereka sendirilah yang selalu bertikai. Menurut Walikota yang populis itu, jika masalahnya adalah ketiadaan lapangan kerja, maka semuanya telah diantisipasi. Dalam waktu tidak terlalu lama, beberapa proyek padat karya akan diarahkan ke wilayah konflik ini. Tentu saja akan melibatkan tenaga kerja setempat.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Dewa Parsana punya cara lain. Ia menyarakan dibangunnya Forum Keamanan Desa atau Badan Keamanan Desa. Sebuah sistim keamanan lingkungan yang diperbarui dengan melibatkan Polisi, masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja dan pihak-pihak lain di suatu wilayah. Parsana berharap ini akan menjadi cikal bakal terciptanya keamanan dan ketertiban wilayah.
Pengusaha kesohor di Palu, Sulawesi Tengah, anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Hasyim Hadado lalu menyahutinya dengan membangun sebuah pos sistim keamanan lingkungan yang diberinya nama Anuta, akronim dari Anak Nunu-Tavanjuka. Sejatinya, semua upaya sudah dilakukan, namun bentrok demi bentrok masih saja terjadi. Semua pihak mesti duduk lagi satu meja dengan kepala dan hati dingin agar konflik ini tidak terwariskan.




c.       Perspektif dan tanggapan Warga Nunu tekait konflik yang terjadi anatara Nunu dan Tawanjuka.
·        Salah seorang pemuda Kelurahan Nunu
Selama tinggal di kelurahan nunu sekitar 20 tahun dan sampai saat inikonflik masi terjadi walaupun hanya indikasi. Tetapi tahun 2014 terakir ini belum ada konflik yang menimbulkan korban dan untuk tahun 2014 hanyalah bentuk indikasi semata yang hanya menyalakan dum-dum. Sebenarnya kejadi atau konflik anatara Nunu dan Tawanjukan ini adalah dendam lama yang terjadi di kedua kelurahan bertetangga yang hanya di batasi oleh sungai ini.
Upaya Pemerintah saat ini seperti tindak lanjut dari Wali Kota untuk menyelesaikan masalah ini adalah Sosialisasi terhadapa warga kedua kelurahan ini dan khususnya sosialisasi untuk pemuda/I serta Remaja di kedua Kelurahan ini.

·        Salah Orang Tua warga Nunu
Sebenarnya ii persoalan balas dendam dari tahun 1992 yang persoalanya tidak di tau pasti yang hanya di ketahui adalah kenakalan Remaja, samapai saat ini sudah beberapa hal yang di telah dilakukan pemerintah kota yang di lakukan pertemuan di Malino yang sudah menandatangani surat perjanjian perdamaian, sosialisasi dan pengangkatan pegawai di kedua kelurahan yang terjadi konfik ini.

·        Salah 1 (satu) Rw di Kelurahan Nunu
Konflik Nunu dan Tawanjuka ini berawal pada tahun 1992, yang sebenarnya tidak ada masalah yang menonjol apakah ini masalah ekonomi, adat atapun batas desa. Tapi persoalan ini berawal dari kenakalan remaja di kedua kelurahan ini.
Konflik ini sudah beberapa kali di lakukan oleh kedua masyarakat kelurahan  ini yakni kelurahan Nunu dan Tawanjuka, tetapi selama konflik berlaku hanayalah pada tahun 2013 tejadi pertumpahan darah, rumah di bakar bahwan ada korban yang meninggal dunia. Sebelumnya juga pada tahun 1998 ada korban yang meninggal karna konflik kedua kelurahan ini. Upaya pemerintah kota palu sudah banyak, bahkan dari aparat juga sudah melakukan tindakan. Dan saat ini ada program pemerintah kelurahan melakukan penjagaan dan ketika ada pelaku yang di tangkap maka kan di berikan hukuman sesuai apa yang sudah di sosialisasikan dan langsung di berikan atau berkelanjutan kepada pihak yang berwajib.






























BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Untuk menyelesaikan persoalan terkait konflik antara Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tawanjuka itu harus mempunyai pandangan atau perhatian khuss dari pemerintah setempat, baik pemerintah kelurahan, kecamatan, kota, provinsi bahkan Pemerintah Pusat. peran dan fungsi Pemerintah ini harus ada keseriusan harus dijalankan. Fungsi dari pemerintah harus menjalankan peran tersebut dengan semestinya. Tidak menyalahi aturan yang mengakibatkan kerugian pada masyarakat. pemerintah harus bisa menjadi tempat untuk menyalurkan informasi dari pemerintah menuju masyarakat maupun sebaliknya, masyarakat menuju pemerintah. Dengan demikian, maka akan tercipta suasana keharmonisan dan kedamaian serta kesejahteraan yang baik di Indonesia.

b.      Saran
Kita dilahirkan di Bumi yang di dalamnya ada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana menganut asas-asas Pancasila. Kritik, saran dan masukan yang membangun dari Dosen dan kawan-kawan mahasiswa adalah sesuatu yang sangat berharga bagi kami kelompok kami. Maka dari itu ketika di temukan kekurangan dari kami kelompok 1 (satu) maka kami meminta maaf sebesar-besarnya dan semoga dari pemeparan hasil diskusi kami ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Amin











c.       Daftar Pustaka

2.      Handoko Hani T.Manajemen edisi 2.Yogyakarta.BPFE Yogyakarta.1986

·        Sumber Lain
Wawancara langsung dengan Warga.



















Description: E:\fotto\penelitian\DSC_0350.JPGDokumentasi :







Foto Bersama dengan Ketua RW 1
Description: E:\fotto\penelitian\DSC_0342.JPG
 







diskusi dengan Ketua RW 1
Description: E:\fotto\penelitian\DSC_0322.JPG
 







Diskusi dengan Orang salah seorang Warga Nunu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar