Mengedintifikasi konflik din
Kelurahan Nunu
M.K Metode
Pengambilan Keputusan Pemecahan Masalah
Disusun oleh :
1.
Nofrian Maariwuth ( B 401 12 121)
2.
Stefano Adilang ( B 401 12
007)
3.
Jumriana ( b 401
12 015)
4.
Lia Andani (B 401 12 031)
![]() |
PROGRAM STUDI
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
TADULAKO
2014
Prakata
Dengan Memanjatkan Rasa Syukur Kepada
Tuhan Yang Maha Esa karna atas Ridho, Tuntunan-Nya serta penyertaaNya kelompok
kami telah menyelesaikan Makalah mengedintifikasi Konflik di
Kelurahan Nunu dan Tawanjuka ini dengan baik dengan. kurun waktu 1 hari yang berlanskan teori, analisi dan
fakta di lapangan yang di bantu oleh media cetak, media elektronik dan media
masa dalam penyelesain makalah kami ini
dalam melihat dinamika paska pilpres. Kiranya dalam pemaparan makalah
ini mendaptkan hasil dan kesimpulan yang subtansif dari hasil pembelajan kamu
kelompok satu untuk kebaikan kita semua. Ketika ada salah dalam penulisan
kata-kata dalam makalah ini, kami sangat memohon maaf dan demi perbaikan kami
meminta masukan dan saran kepada pihak yang terkait dalam diskusi ini.
Ttd
Tim Kelompok
Tim Kelompok
DAFTAR
ISI . . . . . . .
1. BAB 1 PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . 1
a.
Latar belakang
masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
b.
Rumusan Masalah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
c.
Manfaat
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . 2
2.
BAB II
PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 3
a.
Sejarah Mulanya
Konflik Nunu dan Tawanjuka. . . . . . . . . .. . . . . 3
b.
Perkembangan
Konflik Nunu dan Tawanjuka . . . . . . . . . . . . . . . 4
c.
Perspektif dan
tanggapan Warga Nunu tekait konflik yang terjadi anatara Nunu dan Tawanjuka . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3. BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
a.
Kesimpulan .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 9
b.
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
c.
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
4. Sumber Lain . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Kata Pengantar
Dengan di terbitka Makalah mengedintifikasi Konflik
di Kelurahan Nunu dan Tawanjuka yang di susun oleh Kelompok kami :
Nofrian Maariwuth, Stefano Adilang, Lia Andani, Jumriana.kami kelompok satu
sangat berharap bahwa hasil diskusi makalah kami bisa bermanfaat bagi kita
semua dan bisa melengkapi diskusi kita pada kelompok-kelompok lain.
Makalah
kami ini di lengkpai dengan beberapa teori yang kami ambi, hasil analaisis
diskusi kami dan informasi di media masa, elktronik dan cetak. Dengan perpaduan
dan kombinasi hasil diskusi kami kelompok satu, kiranya mendapat memaparan yang
baik dan mendapat kesimpulan yang berguna bagi kita semua.
Akirnya,
kami kelompok satu mengucapkan selamat membaca dan kami sangat menerima
masukan, saran dan masukan bagi kita sekalian terkait hasil makalah kami ini.
Ttd.
Kelompok 1
B.
Latar Belakang Masalah
Demokrasi di Indonesia sudah berlangsung
14 tahun sejak tahun 2000an. Hingga tahun 2014 ini, demokrasi di
Indonesia telah melewati berbagai proses yang penuh dengan dinamika kehidupan
demokrasi. Dalam periode 14 tahun ke belakang telah banyak perubahan yang
dialami Indonesia dalam menjalankan proses demokratisasi ini, diantaranya
adalah Amandemen UUD 1945, kebebasan pers, kebebasan untuk mengeluarkan
pendapat, dan lain-lain. Selain itu sekarang ini juga terdapat banyak partai
politik sebagai wadah untuk menyalurkan informasi dari pemerintah menuju
masyarakat begitu pula sebaliknya, dari masyarakat menuju pemerintah.
Adalah sebuah culture dalam dimensi
kehidupan dalam bermasyarakat tentang dinamika social untuk mencapai suatu
orientasi dalam lingkungan masalah social, salah satu persoalan yang saat ini
di bumi Pertiwi masalah Konflik antar sosial bermasyarakat terkait kehidupan
lingkup Desa.
Namun, sekarang ini banyak masyarakat
yang enggan memilih atau lebih tepatnya adalah diam dalam persoalan dinamika
dalam desa. Salah satu faktornya adalah sekarang ini terlalu banyak masyarakat
hanya melihat satu objek kejadian yang justru membuat masyarakat bingung karena
hanya menyatakan bahwa hubungan sosial itu tidak problema, tidak merealisasikan
visi misi yang diutarakan terhadap masyarakat. Masyarakat sekarang lebih banyak
mencari untuk kepentingan pribadi Masyarakat itu sendiri.
C.
Tujuan
Tujuan makalah ini adalah bagaimana
Mahasiswa itu bisa mengetahaui persoalan, dinamika dan solusi dalam
perkembangan serta mengedentifikasi konflik di Nunu.
D.
Rumusan Masalah
Membahas masalah di konflik di Nunu.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Sejarah Mulanya Konflik Nunu dan Tawanjuka
Sudah hampir 22 bulan
konflik horizontal antara dua kelurahan di kota Palu ini terjadi,kelurahan Nunu
dan Tawanjuka adalah dua kelurahan yang bertetangga, hanya di batasi sungai
Palu,terletak di kecamatan Palu barat,kalau diurut sililah warga di dua
kelurahan itu masih bersaudara, tetapi anehnya bisa terjadi konflik yang
menimbulkan kerugian material bahkan nyawa di kedua belah pihak. Berbagai upaya yang bersifat persuasif dari
pemerintah kota untuk mendamaikan konflik telah dilaksanakan, mulai pertemuan
di forum, khitanan massal, pertandingan olah raga, bahkan pertemuan di Malino
(daerah sulawesi selatan), sudah dilaksanakan,tapi selalu berujung dengan
kebuntuan.
Menurut informasi yang
saya kumpulkan, konflik berlarut-larut ini telah terjadi bertahun-tahun,bahkan
saya pernah bertanya kepada beberapa warga Nunu di rumah warga Nunu, beberapa
Orang itu mengatakan konflik tersebut terjadi sejak beliau masih zaman baru
berkembang Kota Palu Yatu Tahun 1992 atau 22 tahun lalu.
Konflik tersebut bukan
dipicu karena masalah ekonomi maupun budaya,karena selain bersaudara kedua
kelurahan tersebut masih sama-sama beretnis Kaili dialek ‘ledo’, sekedar
informasi penduduk asli di Sulawesi Tengah, khusus nya kota Palu, kabupaten
Donggala, kabupaten Parimo,dan sepanjang pesisir kabupaten Poso, beretnis
Kaili,tetapi terbagi ke dalam beberapa sub suku,seperti
Ledo,Tara,Unde,Rai,Dui,Da’a bere’e. Yang arti kesemuanya berarti ‘TIDAK’,
tidak ada perbedaan mencolok dari budaya, bahkan bahasa juga yang berbeda
sedikit saja, nyatanya teman saya yang beretnis Kaili Rai bisa berkomunikasi
dengan orang dari etnis Tara. Uniknya dari tempat satu dengan tempat lainnya
yang hanya bejarak 2 kilometeran terkadang beda sub etnis, seperti kelurahan
Talise dan Mamboro misalnya.
Kelompok Kami berfikir
mungkin pengkotakan dengan adanya sub-etnis tersebut hanya akal-akalan
pemerintah kolonial Belanda,warisan zaman dulu, supaya rakyat di Palu tidak
besatu, seperti yang pernah kita pelajari di sekolah, politik Belanda dalam
melumpuhkan perjuangan rakyat pribumi adalah politik devide et impera.
konflik Nunu vs Tavanjuka, pemicunya itu hanya dari hal-hal sepele seperti kebut-kebutan di jalan, tersinggung salah satu pihak dan terjadilah konflik.
Dampaknya pun sangatlah terasa,perputaran ekonomi terasa agak lumpuh,apalagi kelurahan Nunu sabagai pusat pertanian sayur mayur,industri makanan kecil seperti tahu,kerupuk dll.
konflik Nunu vs Tavanjuka, pemicunya itu hanya dari hal-hal sepele seperti kebut-kebutan di jalan, tersinggung salah satu pihak dan terjadilah konflik.
Dampaknya pun sangatlah terasa,perputaran ekonomi terasa agak lumpuh,apalagi kelurahan Nunu sabagai pusat pertanian sayur mayur,industri makanan kecil seperti tahu,kerupuk dll.
b.
Perkembangan Konflik Nunu dan Tawanjuka
5 April 2012, sekitar pukul 15.30 Waktu Indonesia Tengah
bentrokan kembali terjadi. Ratusan warga dari dua kelurahan baku serang dengan
pelbagai macam senjata. Panah, parang, tombak, senjata api rakitan dan senapan
angin ditenteng oleh kedua belah pihak. Moncongnya masih terus panas. Sebanyak
11 rumah warga di Kelurahan Boyaoge dan Kelurahan Nunu, Kecamatan Palu Barat
dirusak dan dibakar. Amuk masih menyala. Ratusan aparat
gabungan dari pelbagai kesatuan, termasuk satuan tempur Brigade Mobil terjun ke
lokasi membubarkan warga, menghentikan bentrokan. Satuan tempur TNI Angkatan
Darat dari Batalyon Infanteri 711 Raksatama Palu juga terlibat. Kepala
Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Dewa Parsana, Kepala Kepolisian Resor Palu
AKBP Ahmad Ramadhan, Komandan Kodim 1306 Donggala Letnal Kolonel (CZI) Rudi
Wahjudiono terjun langsung di lapangan memegang komando. Namun bentrokan terus
menyala juga.
Kamis (5/4/2012) sekira pukul 10.30 Waktu Indonesia
Tengah tadi juga, jenazah Ruflan, warga Tavanjuka, yang menjadi korban
bentrokan pada Rabu (4/4/2012) sehari sebelumnya telah dimakamkan. Pada Rabu
itu, sebanyak enam rumah dan dua unit sepeda motor dibakar.
Tindakan represif dari aparat sudah dilakukan. Salakan
tembakan peringatan, lontaran gas air mata sudah dilepaskan. Tapi warga masih
penuh amarah.
Dari catatan yang ada diketahui konflik antarwarga ini sudah berlangsung sejak 1968. Namun tidak diketahui pasti apa pemicunya. Pada tahun-tahun 1990-an bentrokan juga memakan korban jiwa. Pada Minggu (16/12/2007) tercatat lima rumah dan enam sepeda motor dibakar. Puluhan warga luka-luka, mulai dari luka ringan hingga luka berat. Mereka terkena panah, senjata api rakitan dan senapan angin.
Tiga tahun setelahnya, pada Jumat (23/12/2011) dinihari bentrokan antarwarga dua kelurahan itu kembali terjadi. Sebanyak enam warga dan seorang Polisi terluka. Ada pula warga yang kritis. Lalu pada Sabtu (7/1/2012) bentrokan kembali pecah. Satu warga tewas dan belasan lainnya terluka. Dua rumah warga dan dua unit sepeda motor juga terbakar. Amarah masih terus menyala setelah itu.
Dari catatan yang ada diketahui konflik antarwarga ini sudah berlangsung sejak 1968. Namun tidak diketahui pasti apa pemicunya. Pada tahun-tahun 1990-an bentrokan juga memakan korban jiwa. Pada Minggu (16/12/2007) tercatat lima rumah dan enam sepeda motor dibakar. Puluhan warga luka-luka, mulai dari luka ringan hingga luka berat. Mereka terkena panah, senjata api rakitan dan senapan angin.
Tiga tahun setelahnya, pada Jumat (23/12/2011) dinihari bentrokan antarwarga dua kelurahan itu kembali terjadi. Sebanyak enam warga dan seorang Polisi terluka. Ada pula warga yang kritis. Lalu pada Sabtu (7/1/2012) bentrokan kembali pecah. Satu warga tewas dan belasan lainnya terluka. Dua rumah warga dan dua unit sepeda motor juga terbakar. Amarah masih terus menyala setelah itu.
sabtu (14/1/2012) ratusan senjata yang dipakai oleh kedua
kelompok warga diserahkan kepada aparat keamanan. Bentrokan sudah usai? Belum
ternyata. Amarah masih terus menyala.
Upaya-upaya perdamaian terus dilakukan. Difasilitasi Pemerintah Kota
Palu dan sejumlah lembaga nonpemerintah juga kalangan kampus Universitas Tadulako,
tapi ternyata amarah masih menyala. Wakil Walikota Palu H Rusdi Mastura patah
arang. Ia marah. Warga sama sekali tidak menghargainya, sementara biasanya
warga dari dua kelurahan ini kerap bertemu dirinya mengadukan banyak masalah
mereka, termasuk bagaimana menyelesaikan konflik di antara mereka. Namun,
justru mereka sendirilah yang selalu bertikai. Menurut Walikota yang populis
itu, jika masalahnya adalah ketiadaan lapangan kerja, maka semuanya telah
diantisipasi. Dalam waktu tidak terlalu lama, beberapa proyek padat karya akan
diarahkan ke wilayah konflik ini. Tentu saja akan melibatkan tenaga kerja
setempat.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir
Jenderal Dewa Parsana punya cara lain. Ia menyarakan dibangunnya Forum Keamanan
Desa atau Badan Keamanan Desa. Sebuah sistim keamanan lingkungan yang
diperbarui dengan melibatkan Polisi, masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja dan
pihak-pihak lain di suatu wilayah. Parsana berharap ini akan menjadi cikal
bakal terciptanya keamanan dan ketertiban wilayah.
Pengusaha kesohor di Palu, Sulawesi Tengah, anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Hasyim Hadado lalu menyahutinya dengan membangun sebuah pos sistim keamanan lingkungan yang diberinya nama Anuta, akronim dari Anak Nunu-Tavanjuka. Sejatinya, semua upaya sudah dilakukan, namun bentrok demi bentrok masih saja terjadi. Semua pihak mesti duduk lagi satu meja dengan kepala dan hati dingin agar konflik ini tidak terwariskan.
Pengusaha kesohor di Palu, Sulawesi Tengah, anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Hasyim Hadado lalu menyahutinya dengan membangun sebuah pos sistim keamanan lingkungan yang diberinya nama Anuta, akronim dari Anak Nunu-Tavanjuka. Sejatinya, semua upaya sudah dilakukan, namun bentrok demi bentrok masih saja terjadi. Semua pihak mesti duduk lagi satu meja dengan kepala dan hati dingin agar konflik ini tidak terwariskan.
c.
Perspektif dan tanggapan Warga Nunu tekait konflik
yang terjadi anatara Nunu dan Tawanjuka.
·
Salah seorang pemuda Kelurahan Nunu
Selama tinggal di kelurahan nunu sekitar
20 tahun dan sampai saat inikonflik masi terjadi walaupun hanya indikasi.
Tetapi tahun 2014 terakir ini belum ada konflik yang menimbulkan korban dan
untuk tahun 2014 hanyalah bentuk indikasi semata yang hanya menyalakan dum-dum.
Sebenarnya kejadi atau konflik anatara Nunu dan Tawanjukan ini adalah dendam
lama yang terjadi di kedua kelurahan bertetangga yang hanya di batasi oleh
sungai ini.
Upaya Pemerintah saat ini seperti tindak
lanjut dari Wali Kota untuk menyelesaikan masalah ini adalah Sosialisasi
terhadapa warga kedua kelurahan ini dan khususnya sosialisasi untuk pemuda/I
serta Remaja di kedua Kelurahan ini.
·
Salah Orang Tua warga Nunu
Sebenarnya ii persoalan balas dendam
dari tahun 1992 yang persoalanya tidak di tau pasti yang hanya di ketahui
adalah kenakalan Remaja, samapai saat ini sudah beberapa hal yang di telah
dilakukan pemerintah kota yang di lakukan pertemuan di Malino yang sudah menandatangani
surat perjanjian perdamaian, sosialisasi dan pengangkatan pegawai di kedua
kelurahan yang terjadi konfik ini.
·
Salah 1 (satu) Rw di Kelurahan Nunu
Konflik Nunu dan Tawanjuka ini berawal
pada tahun 1992, yang sebenarnya tidak ada masalah yang menonjol apakah ini
masalah ekonomi, adat atapun batas desa. Tapi persoalan ini berawal dari
kenakalan remaja di kedua kelurahan ini.
Konflik ini sudah beberapa kali di
lakukan oleh kedua masyarakat kelurahan
ini yakni kelurahan Nunu dan Tawanjuka, tetapi selama konflik berlaku
hanayalah pada tahun 2013 tejadi pertumpahan darah, rumah di bakar bahwan ada
korban yang meninggal dunia. Sebelumnya juga pada tahun 1998 ada korban yang
meninggal karna konflik kedua kelurahan ini. Upaya pemerintah kota palu sudah
banyak, bahkan dari aparat juga sudah melakukan tindakan. Dan saat ini ada
program pemerintah kelurahan melakukan penjagaan dan ketika ada pelaku yang di
tangkap maka kan di berikan hukuman sesuai apa yang sudah di sosialisasikan dan
langsung di berikan atau berkelanjutan kepada pihak yang berwajib.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Untuk
menyelesaikan persoalan terkait konflik antara Kelurahan Nunu dan Kelurahan
Tawanjuka itu harus mempunyai pandangan atau perhatian khuss dari pemerintah setempat,
baik pemerintah kelurahan, kecamatan, kota, provinsi bahkan Pemerintah Pusat. peran
dan fungsi Pemerintah ini harus ada keseriusan harus dijalankan. Fungsi dari
pemerintah harus menjalankan peran tersebut dengan semestinya. Tidak menyalahi
aturan yang mengakibatkan kerugian pada masyarakat. pemerintah harus bisa
menjadi tempat untuk menyalurkan informasi dari pemerintah menuju masyarakat
maupun sebaliknya, masyarakat menuju pemerintah. Dengan demikian, maka akan
tercipta suasana keharmonisan dan kedamaian serta kesejahteraan yang baik di
Indonesia.
b.
Saran
Kita
dilahirkan di Bumi yang di dalamnya ada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
mana menganut asas-asas Pancasila. Kritik, saran dan masukan yang membangun
dari Dosen dan kawan-kawan mahasiswa adalah sesuatu yang sangat berharga bagi
kami kelompok kami. Maka dari itu ketika di temukan kekurangan dari kami
kelompok 1 (satu) maka kami meminta maaf sebesar-besarnya dan semoga dari
pemeparan hasil diskusi kami ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Amin
c.
Daftar Pustaka
2. Handoko Hani T.Manajemen
edisi 2.Yogyakarta.BPFE Yogyakarta.1986
·
Sumber
Lain
Wawancara langsung dengan
Warga.

Foto
Bersama dengan Ketua RW 1
![]() |
diskusi
dengan Ketua RW 1
![]() |
Diskusi
dengan Orang salah seorang Warga Nunu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar